
Alquran merupakan kalamullah yang paling mulia dan paling bagus bahasanya, bahkan karya sastra terbaik tidak dapat menandingi keindahan bahasanya. Namun, dalam ilmu alquran, panjang pendeknya harakat bisa sangat berpengaruh terhadap bacaan.
Contohnya, lafadz “maliki” dalam surat Al-Fatihah berarti Raja atau Pemilik, tapi jika salah dibaca menjadi “malaka”, artinya bisa bergeser dan tidak sesuai dengan maksud aslinya. Dari sini kita belajar, membaca Alquran harus memperhatikan harakat agar maknanya tetap terjaga.
Apa Itu Harakat dalam Al-Qur’an?
Harakat dalam Al-Qur’an bisa disebut sebagai tanda baca atau simbol yang diletakkan di atas maupun di bawah huruf Arab (huruf hijaiyah). Kehadiran harakat ini berfungsi untuk memperjelas bagaimana sebuah huruf harus diucapkan, sekaligus menentukan bunyi vokalnya, apakah berbunyi a, i, atau u.
Tanpa harakat, bacaan Al-Qur’an bisa jadi rancu, karena pada dasarnya huruf Arab hanya mewakili konsonan tanpa vokal dalam penulisannya. Itulah sebabnya, memahami harakat menjadi sangat penting agar bacaan Al-Qur’an benar, sesuai tajwid, dan indah didengar.
Beberapa harakat utama yang perlu kita kenal antara lain:
- Fathah: garis miring kecil di atas huruf, menghasilkan bunyi a.
- Dhammah: tanda mirip huruf wawu kecil di atas huruf, menghasilkan bunyi u.
- Kasrah: garis miring kecil di bawah huruf, menghasilkan bunyi i.
- Tanwin: bentuk harakat ganda, menandakan bunyi an, in, atau un.
- Sukun: tanda yang menunjukkan huruf tidak memiliki vokal.
- Tasydid: tanda yang membuat huruf dibaca lebih kuat atau ganda.
Membaca alquran harus memperhatikan harakat karena setiap kata dalam Al-Qur’an dapat dibaca dengan jelas dan tepat, sehingga makna ayatnya tetap terjaga. Kalau dibutuhkan, penjelasan tentang cara pengucapan masing-masing harakat bisa dijelaskan lebih detail agar semakin mudah dipahami.
Mengapa Harakat Sangat Penting?
Membaca alquran harus memperhatikan harakat, karena ia memegang peran yang sangat penting dalam alquran. Tanpa harakat, bacaan bisa terdengar rancu bahkan bisa mengubah makna ayat. Inilah beberapa alasan mengapa harakat wajib diperhatikan.
- Memperjelas pengucapan huruf
Harakat memberi tanda vokal (a, i, u) pada huruf hijaiyah yang aslinya hanya berupa konsonan, sehingga pelafalan jadi jelas. - Menjaga makna ayat tetap benar
Salah satu harakat saja bisa mengubah arti kata. Dengan harakat, makna ayat tidak bergeser dari maksud sebenarnya. - Membantu pemula belajar
Bagi yang baru memulai membaca Al-Qur’an, harakat berfungsi sebagai petunjuk agar bacaan mengikuti kaidah tajwid dengan tepat. - Mengatur panjang-pendek bacaan
Harakat menunjukkan mana bacaan yang harus dipanjangkan (mad) dan mana yang pendek, sehingga bacaan lebih indah dan teratur. - Mempermudah pembelajaran
Dengan adanya harakat, guru dan murid lebih mudah dalam proses belajar-mengajar membaca Al-Qur’an. - Menjamin kesempurnaan tajwid
Harakat membantu menjaga pelafalan sesuai hukum tajwid, sehingga bacaan menjadi sahih. - Memberi tanda khusus
Harakat juga menandai sukun (huruf mati), tasydid (penekanan), dan tanwin (bunyi tambahan), yang semuanya penting untuk kelancaran bacaan.
Singkatnya, harakat adalah kunci agar bacaan Al-Qur’an tetap benar, makna ayat terjaga, dan kita mendapatkan pahala dari bacaan yang sesuai kaidah.
Dampak Jika Tidak Memperhatikan Harakat
Jika kita membaca Al-Qur’an tanpa memperhatikan harakat, dampaknya bisa sangat besar. Bukan hanya bacaan yang terdengar kurang tepat, tapi makna ayat pun bisa ikut berubah. Berikut beberapa dampak utama yang perlu kita waspadai:
1. Mengubah Makna Ayat

Membaca Alquran harus memperhatikan harakat, karena dari satu kesalahan kecil saja bisa membuat arti dari sebuah ayat dapat berubah total. Misalnya, huruf yang seharusnya dibaca dengan bunyi a (fathah) jika salah terbaca menjadi u (dhammah), maka maknanya bisa melenceng jauh. Bahkan lebih parahnya bisa bertolak belakang dengan ajaran Islam.
Contohnya ketika kita membaca kata “نَعْبُدُ” (na‘budu) dalam surat Al-Fatihah dengan salah harakat dibaca “نَعْبَدُ” (na‘badu). Mungkin sekilas hanya salah satu harokat saja, tapi hal tersebut menjadikan maknanya berubah sangat jauh. “Na‘budu” artinya kami menyembah sedangkan “Na‘badu” bisa bermakna kami diperbudak.
2. Salah Fungsi Kata dalam Kalimat

Membaca Alquran harus memperhatikan harakat, karena dari sinilah kita tahu peran sebuah kata dalam kalimat. Apakah kata itu menjadi subjek, objek, atau bagian lainnya. Kalau harakatnya keliru, susunan kalimat bisa berubah, dan maknanya pun ikut bergeser.
Itulah sebabnya, meski terlihat sederhana, harakat sebenarnya menjadi penopang utama agar pesan Al-Qur’an tersampaikan dengan benar. Kesalahan kecil bisa berdampak besar, sehingga kita perlu ekstra hati-hati saat melafalkannya.
Baca Juga: Ketahui Tata Cara Membaca Alquran yang Benar Sesuai Sunnah
3. Membaca Tidak Tartil dan Kurang Tajwid

Membaca Alquran harus memperhatikan harakat. Jika harakat diabaikan, bacaan sering terdengar kurang tartil, tidak indah, bahkan bisa kehilangan ketepatan hukum tajwidnya. Kesalahan dalam melafalkan mad, ghunnah, atau sukun biasanya muncul karena pembaca tidak teliti memperhatikan harakat yang ada pada setiap huruf.
Karena itu, memperhatikan harakat bukan hanya soal teknis membaca, tetapi juga bagian dari adab kita terhadap Al-Qur’an. Dengan bacaan yang tartil dan sesuai tajwid, setiap ayat akan terdengar lebih jelas, indah, dan mampu menyentuh hati pendengarnya.
4. Meningkatkan Risiko Salah Tafsir

Membaca Al-Qur’an tanpa memperhatikan harakat bisa membuat arti ayat berubah, walaupun hanya sedikit. Dari sini, pembaca maupun pendengar bisa keliru memahami maksud ayat. Kalau dibiarkan, kesalahan kecil dalam bacaan bisa berujung pada penafsiran yang melenceng dari ajaran yang sebenarnya.
Inilah sebabnya, membaca alquran harus memperhatikan harakat itu bukan sekadar ketelitian teknis, tapi juga tanggung jawab kita agar pesan Al-Qur’an tetap murni dan tidak disalahpahami.
5. Menimbulkan Keraguan dan Kebingungan

Saat membaca Al-Qur’an, kita harus benar-benar memperhatikan harakat. Kalau sampai salah atau tidak teliti, sering kali muncul rasa ragu, apakah bacaan kita sudah benar atau belum.
Keraguan ini bisa membuat kita bingung, dan pada akhirnya semangat membaca pun jadi menurun. Padahal, membaca alquran harus memperhatikan harakat dan dibaca dengan penuh keyakinan dan ketenangan.
Dengan memperhatikan setiap harakat, kita bisa lebih percaya diri, lebih fokus, dan merasakan indahnya ayat-ayat Allah tanpa dibayang-bayangi rasa khawatir salah.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membaca Alquran yang Benar? Ini Panduannya
Penutup
Membaca Al-Qur’an bukan tentang melafalkan huruf-hurufnya saja, lebih dari itu, dalam membaca alquran harus memperhatikan harakat agar makna yang terkandung tetap utuh. Saat kita memperhatikan dengan baik setiap harakat, saat itu pula kita sedang menjaga pesan Allah agar sampai dengan benar, sekaligus melatih diri agar bisa membaca dengan tartil dan penuh kekhusyukan.
Hal Inilah yang membuat bacaan Al-Qur’an terasa hidup, mampu menenangkan hati, dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya.
Kesadaran baik seperti inilah yang sebaiknya ditanamkan sejak dini. Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an dengan benar akan tumbuh dengan rasa cinta dan hormat terhadap kalamullah. Nah, Jika ayah bunda mendambakan buah hati tumbuh dalam lingkungan yang mendukung terbentuknya karakter alquran sejak dini, maka OSB school adalah solusinya.
Di OSB School, anak-anak tidak hanya diajarkan membaca dan menghafal Alquran, tapi juga dibiasakan untuk hidup dengan nilai-nilai Alquran dalam keseharian mereka. Dengan suasana islami yang hangat dan guru-guru berpengalaman, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi berakhlak mulia, cerdas, dan mencintai alquran.