
Membaca alquran adalah ibadah terbaik sepanjang masa. Bukan hanya membawa kebaikan di dunia, tapi juga kelak di akhirat. Dari kebaikan yang dihadirkan alquran ini, umat muslim berlomba – lomba untuk istiqomah membaca alquran setelah shalat fardhu, bahkan ada pula yang meluangkan waktu sebelum tidur.
Tapi, kadang kala lelah setelah seharian bekerja membuat kita ingin merebahkan badan namun tetap ingin berusaha konsisten membaca alquran walaupun sambil tiduran. Lalu, sebenarnya apakah boleh membaca alquran sambil tiduran?
Membaca Alquran dalam Berbagai Kondisi
Al-Qur’an bukan bacaan yang terikat oleh waktu atau tempat. Kita bisa membacanya kapan saja, bisa pagi, siang, malam, bahkan saat santai sekalipun. Kehadirannya selalu menenangkan hati dan mengingatkan bahwa Allah senantiasa bersama kita.
Membaca Al-Qur’an juga tidak perlu menunggu suasana tertentu. Karena bisa dilakukan sambil duduk, berdiri, maupun berbaring. Semuanya tetap bernilai ibadah di mata Allah, asalkan dibaca dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa hormat. Karena pada akhirnya, yang paling penting bukanlah posisi tubuh kita, melainkan seberapa dalam hati kita terhubung dengan firman Allah.
Dalil Tentang Apakah Boleh Membaca Alquran Sambil Tiduran?
Perihal pertanyaan apakah boleh membaca alquran sambil tiduran, para ulama memiliki pendapat yang beragam, namun tetap berdasarkan dalil yang shahih. Untuk lebih jelasnya, mari kita pelajari satu persatu.
1. Hadits Nabi Muhammad SAW

Dalam menjawab pertanyaan apakah boleh membaca alquran sambil tiduran, melalui Aisyah RA dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَّكِئُ فِي حَجْرِي وَأَنَا حَائِضٌ، وَيَقْرَأُ الْقُرْآنَ» [رواه البخاري ومسلم]
Artinya:
“Aisyah ra berkata: ‘Rasulullah SAW pernah bersandar di pangkuanku ketika aku sedang haid, lalu beliau membaca Al-Quran.'” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, tergolong shahih sehingga menjadi dalil kuat bolehnya membaca Al-Quran sambil berbaring. Hal ini menunjukkan bahwa posisi tubuh saat membaca Al-Quran tidak membatalkan bacaan dan amalan, sesuai dengan keringanan yang diperbolehkan dalam syariat. Namun hadits ini juga menegaskan larangan membaca Al-Quran bagi orang dalam keadaan junub (hadas besar).
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim ini termasuk kategori hadits shahih, sehingga menjadi landasan yang kuat bahwa membaca Al-Qur’an sambil berbaring diperbolehkan. Dari hadits ini kita bisa memahami bahwa posisi tubuh saat membaca alquran, tidak memengaruhi sah atau tidaknya bacaan.
Sebaliknya, justru agama islam memberikan kelonggaran agar kita bisa berdialog dengan kitab suci ini, dalam berbagai kondisi. Tetapi, yang perlu digaris bawahi dari hadits ini adalah orang yang sedang junub tetap tidak diperbolehkan membaca Al-Qur’an.
2. Dalil Alquran

Menjawab pertanyaan apakah boleh membaca alquran sambil tiduran , Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran ayat 191.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.'” (QS Ali Imran: 191).
Menurut ulama seperti Ibnu Jarir ath-Thabari dan Imam Al-Alusi, ayat ini memberi isyarat bahwa berdzikir kepada Allah, termasuk membaca Al-Qur’an, bisa dilakukan dalam kondisi apa pun, baik berdiri, duduk, maupun berbaring. Karena sejatinya, kedekatan kita dengan Al-Qur’an tidak dibatasi oleh posisi tubuh, melainkan oleh hati yang selalu ingin terhubung dengan-Nya.
Baca Juga: Pelajari Adab Membaca Alquran Agar Tilawah Jadi Berkah!
3. Pendapat Imam Nawawi

Imam Nawawi menjawab apakah boleh membaca alquran sambil tiduran dalam kitab At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran, beliau menjelaskan bahwa membaca Al-Qur’an sambil duduk adalah posisi yang paling utama, karena lebih mencerminkan khusyuk dan penghormatan terhadap kitab suci.
Meski begitu, membaca sambil berbaring juga diperbolehkan, terutama saat tubuh lelah atau sakit, dan tetap mendapatkan pahala meski nilainya sedikit di bawah posisi duduk. Namun, yang paling utama adalah membaca alquran dengan posisi duduk, khusyu dan menghadap kiblat. Dalam hal ini, Islam tetap memberi kemudahan agar ibadah bisa dilakukan dalam berbagai kondisi.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengutamakan kemudahan dalam beribadah tanpa mengesampingkan adab dan rasa hormat kepada Al-Qur’an. Selama niat tulus dan adab dijaga, posisi tubuh bukan halangan untuk meraih pahala.
4. Pendapat Imam Ghazali

Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan pertanyaan apakah boleh membaca alquran sambil tiduran, bahwa posisi terbaik untuk membaca Al-Qur’an adalah dalam keadaan berwudhu dan duduk dengan penuh adab dan kesopanan. Posisi duduk ini menunjukkan penghormatan dan kesungguhan terhadap kitab suci.
Sementara membaca sambil berbaring tetap diperbolehkan, namun dianggap kurang utama karena posisi tersebut kurang mencerminkan adab yang layak dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Selain itu, Imam Ghazali menekankan pentingnya membaca dengan tartil dan khusyuk, memahami makna ayat yang dibaca, serta menghindari sikap sembrono terhadap Kalamullah.
Hal ini mengingatkan bahwa ibadah bukan hanya soal hukum, tapi juga tentang menghormati Al-Qur’an. Selama niat tulus dan adab dijaga, membaca Al-Qur’an dalam posisi apapun tetap mulia di sisi Allah.
5. Pendapat Para Ulama

Secara umum, para ulama membolehkan membaca Al-Qur’an sambil berbaring, asalkan tetap memperhatikan adab dan etika. Mufti Mesir, Majdy Ashour, menjelaskan apakah boleh membaca alquran sambil tiduran, dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 191.
Ayat tersebut memberi kelonggaran untuk berdzikir, termasuk membaca Al-Qur’an dalam berbagai posisi, baik berdiri, duduk, maupun berbaring.
Di sisi lain, juga menekankan pentingnya tetap menjaga adab, seperti berwudhu, membaca dengan khusyu, menghadap kiblat, dan menempatkan tubuh dengan sopan saat membaca.
Syaikh Bin Baz menjelaskan bahwa membaca Al-Qur’an dalam posisi berdiri, duduk, berjalan, atau berbaring semuanya diperbolehkan. Duduk dan berdiri lebih utama karena menunjukkan penghormatan lebih besar, sementara berbaring tetap sah, terutama saat lelah atau sakit.
Kesimpulannya, dalil utama yang dijadikan rujukan para ulama mencakup hadits shahih Nabi tentang membaca Al-Qur’an sambil berbaring, ayat Al-Qur’an yang menegaskan dzikir dalam berbagai posisi, serta pendapat ulama klasik seperti Imam Nawawi dan Imam Ghazali yang menekankan adab dan keutamaan membaca Al-Qur’an.
Perbedaan pendapat ini bukan berarti bertentangan, melainkan karena masing-masing menyoroti aspek yang berbeda antara hukum dan etika ibadah.
Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah 5 SD Islam Terbaik di Tangerang Selatan
Penutup
Dengan memahami dalil dan pendapat para ulama, pertanyaan perihal apakah boleh membaca alquran sambil tiduran sudah terjawab. Membaca Al-Qur’an bisa dilakukan dalam berbagai posisi, selama hati tetap ikhlas dan adab dijaga. Hal ini mengajarkan kita bahwa Islam selalu memudahkan hamba-Nya dalam beribadah, tanpa mengabaikan penghormatan terhadap Kalamullah.
Tanamkan kecintaan pada Al-Qur’an sejak dini pada alquran dengan memberikan pendidikan terbaik di OSB School. SD unggulan di Tangerang Selatan ini memiliki 3 pilar utama yaitu, Al-Qur’an, Kepemimpinan, dan Kewirausahaan. Dengan kelas eksklusif 10 siswa dan kurikulum differentiated learning, kurikulum merdeka mandiri berbagi, proses belajar menjadi lebih eksklusif dan terarah.
Selain itu, anak-anak juga mendapatkan pembiasaan islami sehari-hari, program tahfidz yang dibimbing langsung oleh guru profesional. Tunggu apalagi? saatnya daftarkan putra – putri anda sekarang dan jadikan mereka buah hati yang memuliakan alquran dalam aktivitas sehari-hari.