
Pernahkah kamu merasa bingung lalu bertanya dalam hati, apakah membaca alquran harus menutup aurat? Pertanyaan ini sering kali muncul, apalagi bagi yang sedang belajar memperbaiki bacaan dan memperhatikan adab ketika membaca alquran.
Hal tersebut sangat wajar dilakukan. Karena membaca Alquran bukan hanya soal melafalkan huruf demi huruf, ayat demi ayat, tapi juga bagaimana kita menghormati firman Allah.
Pentingnya Adab Saat Membaca Al-Qur’an
Salah satu bentuk ibadah terbaik dan luar biasa adalah membaa alquran. Ketika kita melantunkan ayat demi ayatnya, sebenarnya kita sedang berkomunikasi langsung dengan Allah. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga adab dan juga sopan santun ketika membaca alquran.
Dalam membaca alquran,ada dua adab yang harus diperhatikan, yaitu adab secara lahiriah dan batiniah.
Adab lahiriah adalah adab yang mencakup hal-hal yang terlihat oleh mata. Seperti menjaga kebersihan, memakai pakaian yang sopan, duduk dengan tenang, dan dianjurkan untuk mengahdap kiblat, apabila memungkinkan. Sedangkan, adab batiniah berkaitan dengan niat yang ikhlas, hati yang tenang, dan keinginan tulus untuk memahami makna ayat yang dibaca.
Ketika kedua hal ini berjalan beriringan, ayat demi ayat yang kita lafalkan, bukan hanya terdengar indah, tapi juga membawa ketenangan di dalam hati.
Pandangan Ulama Tentang Menutup Aurat Saat Membaca Al-Qur’an
Perbedaan pandangan para ulama mengenai apakah membaca Alquran harus menutup aurat sebenarnya bersifat fiqhik, artinya masih terbuka untuk ditafsirkan dan tidak seragam antar madzhab. Pendapat mereka umumnya dipengaruhi oleh konteks pembacaan. Apakah dilakukan di rumah sendiri, di tempat umum, atau di hadapan orang lain serta oleh dalil dan kaidah yang mereka jadikan rujukan.
Secara umum, ada dua pandangan besar. Sebagian ulama berpendapat tidak wajib menutup aurat ketika membaca Al-Qur’an, sementara sebagian lainnya menilai bahwa menutup aurat wajib atau setidaknya sangat dianjurkan sebagai bentuk penghormatan terhadap kitab suci, meski bukan syarat sah ibadah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan pendapat berikut.
1. Tidak Wajib Menutup Aurat Saat Membaca Al-Qur’an

Banyak ulama, terutama yang hidup di era kontemporer, berpendapat bahwa membaca Al-Qur’an tidak mensyaratkan penutupan aurat secara penuh. Selama pembaca dalam keadaan suci, menjaga kebersihan, dan tidak berada di hadapan non-mahram, maka membaca Al-Qur’an tetap diperbolehkan meski tanpa jilbab.
Meski begitu, ketika membaca alquran harus tetap menekankan pentingnya adab dan kesopanan. Karena meski tidak wajib, berpakaian rapi dan sopan tetap menjadi wujud penghormatan terhadap firman Allah.
2. Wajib atau Sangat Dianjurkan Menutup Aurat

Di sisi lain, sebagian ulama berpendapat bahwa apakah membaca alquran harus menutup aurat merupakan bentuk adab yang tinggi.
Menurut pandangan ini, berpakaian sopan dan menutup aurat bukan sekadar soal aturan, tapi juga bagian dari etika spiritual. Yaitu cara seorang hamba menghormati wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Terutama ketika membaca di tempat umum atau di hadapan non-mahram, menutup aurat dianggap perlu untuk menjaga kehormatan bacaan dan menumbuhkan rasa khusyuk dalam hati.
Baca Juga: Apakah Boleh Membaca Alquran Sambil Tiduran? Ini Dalilnya
3. Perbedaan Berdasarkan Madzhab

Perbedaan pandangan ini juga tampak di antara empat madzhab besar:
- Hanafi
Ulama Hanafi umumnya membolehkan wanita membaca Al-Qur’an tanpa jilbab jika berada di rumah sendiri dan tidak di hadapan non-mahram. Namun, mereka tetap menekankan pentingnya adab dan kebersihan diri. - Maliki
Sebagian ulama Maliki lebih berhati-hati menyikapi pertanyaan apakah membaca alquran harus menutup aurat. Terutama dalam kondisi haidh atau junub. Meski begitu, perihal menutup aurat, ulama maliki lebih menekankan pada kesopanan dan kekhusyukan, bukan kewajiban syariat yang ketat. - Syafi‘i
Mazhab syafi’i memandang bahwa menutup aurat sebagai adab yang dianjurkan, terutama jika membaca di tempat terbuka atau di depan orang lain. Jika di rumah, maka tidak wajib. Tetapi tetap disarankan menjaga pakaian yang sopan. - Hanbali
Dalam menyikapi pertanyaan apakah membaca alquran harus menutup aurat, pandangan ulama Hanbali cukup beragam. Banyak yang menekankan bahwa menutup aurat adalah bagian dari adab, bukan syarat sah membaca Al-Qur’an. Dalam konteks pribadi di rumah, pembacaan tanpa jilbab masih diperbolehkan jika dilakukan dengan sopan dan penuh hormat.
4. Fatwa Kontemporer dan Praktik di Berbagai Negara

Dalam pandangan ulama dan lembaga keislaman kontemporer, seperti yang berasal dari Mesir, Arab Saudi, dan beberapa negara lain, muncul beragam fatwa terkait hal ini. Sebagian ulama kontemporer membolehkan membaca Al-Qur’an tanpa mengenakan jilbab, terutama jika dilakukan di rumah atau dalam suasana pribadi.
Sementara itu, sebagian lainnya menjawab pertanyaan apakah membaca alquran harus menutup aurat, menilai bahwa memakai penutup kepala tetap lebih baik sebagai bentuk adab dan rasa hormat kepada Al-Qur’an.
Ada juga pandangan yang tidak terlalu menekankan aturan ini secara ketat, karena yang lebih penting adalah niat tulus dan kekhusyukan hati saat berinteraksi dengan firman Allah.
5. Rincian Praktis Berdasarkan Situasi

Jika membaca di rumah sendiri dan tidak ada orang non-mahram, tidak wajib menutup aurat, tapi tetap dianjurkan berpakaian sopan dan bersih sebagai bentuk adab terhadap Al-Qur’an.
Sebaliknya, jika membaca di hadapan non-mahram atau di tempat umum, dianjurkan menutup aurat sepenuhnya untuk menjaga kesopanan dan rasa hormat terhadap alquran.
Namun, ketika membaca ayat yang mengandung sujud tilawah, menutup aurat menjadi hal yang lebih ditekankan. Sebab, sujud tilawah memiliki ketentuan yang serupa dengan salat, termasuk kewajiban menjaga aurat dan kesucian tubuh. Ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan ketundukan kita di hadapan Allah saat bersujud.
Dari berbagai pendapat yang ada, bisa kita pahami bahwa apakah membaca alquran harus menutup aurat, bukan sebuah kewajiban. Tapi sikap yang sangat dianjurkan sebagai bentuk adab. Dalam hal ini, bukan semata soal pakaian, melainkan tentang bagaimana kita menghormati firman Allah dan menyiapkan hati untuk mendekat pada-Nya.
Jadi, entah kita membaca dengan atau tanpa jilbab, yang paling penting adalah hati yang tulus, niat yang bersih, dan rasa hormat yang mendalam pada Al-Qur’an.
Hikmah dan Manfaat Menutup Aurat Saat Membaca Al-Qur’an
Apakah membaca alquran harus menutup aurat merupakan wujud penghormatan terhadap firman Allah. Oleh karena itu, ada beberapa hikmah yang bisa kita dapatkan. yaitu:
- Menghormati Al-Qur’an: Berpakaian sopan saat membaca Al-Qur’an menunjukkan rasa hormat kita kepada firman Allah dan membantu menjaga kemuliaan kitab suci.
- Meningkatkan Khusyu: Pakaian yang cocok digunakan saat membaca alquran, bisa membuat hati lebih tenang dan fokus. Sehingga kita lebih mudah menghayati makna setiap ayat.
- Mencerminkan Ketakwaan: Menutup aurat bukan hanya soal penampilan, tapi wujud kesungguhan dan adab kita dalam beribadah kepada Allah.
Menjaga adab saat membaca Alquran, termasuk dengan menutup aurat, membantu kita menghadirkan rasa takzim dan ketenangan hati. Walau tidak selalu wajib dalam setiap situasi, kebiasaan ini menjadi bentuk penghormatan terhadap Alquran, sekaligus upaya menumbuhkan kedekatan spiritual dengan Allah melalui kalam-Nya.
Baca Juga: Apa yang harus diperhatikan Saat Membaca Alquran? Simak ini!
Penutup
Jadi, apakah membaca alquran harus menutup aurat? Jawabannya, tidak wajib, tapi sangat dianjurkan sebagai bentuk adab dan rasa hormat kepada firman Allah. Dengan berpakaian sopan, hati pun lebih tenang dan bacaan terasa lebih khusyuk. Namun, yang terpenting dari itu bukan hanya penampilan luar, tapi ketulusan dan keikhlasan hati saat berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Ingin menanamkan kebiasaan beradab, cinta alquran, dan berakhlak mulia sejak dini? Yuk, daftarkan buah hati tercinta ke SD OSB School, tempat di mana anak – anak bukan hanya dididik untuk menjadi generasi cerdas dan berilmu, tapi juga berkarakter Qurani dan beradab dalam setiap langkahnya.
